Kamis, 03 Januari 2013

BAB 9 Alat Pengumpulan Data


BAB 9
Alat Pengumpulan Data
A.    MENGENAL ALAT PENGUMPULAN DATA
Untuk menjawab problematika penelitian dalam mencapai tujuan dan membuktikan hipotesa yang telah dirumuskan dalam rancangan penelitian, diperlukan data. Untuk memperoleh data, seorang peneliti biasanya menggunakan instrumen mengumpulkan data. Dengan demikian, kedudukan suatu skala/instrumen pengumpul data dalam proses penelitian sangat penting karena kondisi data tergantung alat (instrumen) yang dibuat.

Tabel 9.1 Pasangan metode dan Instrumen Pengumpulan Data
No
Jenis Metode
Jenis Instrumen
1
Angket (questionnaire)
Angket, Check list (daftar cocok), Skala (scale), inventori (inventory)
2
Wawancara (interview)
Pedoman wawancara (interview guide), check list (daftar cocok)
3
Pengamatan (observasi)
Lembar pengamatan (obsevation sheet), panduan pengamatan, panduan observasi (observation schedule), daftar cocok
4
Tes
Soal tes, inventory
5
Dokumentasi
Check list (daftar cocok), tabel
Instrumen yang dapat digunakan dalam proses penelitian yaitu:
1.      Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan. Angket dibagi dalam tiga bagian, yaitu :
a.       Angket tertutup
Angket yang disajikan dengan serangkaian alternatif, sedangkan responden cukup memberi tanda silang, melingkar, ataupun mencentang (sesuai permintaan) pada jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan dirinya.
b.      Angket terbuka
Angket yang disajikan dalam bentuk pertanyaan dan responden dipersilahkan untuk menuliskan jawaban sesuai dengan dipiirkan dan dirasakannya sendiri
c.       Angket campuran
Gabungan angket terbuka dan angket tertutup (semi terbuka, semi tertutup)
2.      Daftar Cocok (Check List(
Merupakan angket yang respondennya hanya memberi tanda cek () atau silang (X) di kolom yang telah disediakan.
3.      Skala
Skala merupakan instrumen yang berbentuk hampir sama dengan daftar cocok atau angket tertutup, namun alternatif jawabannya merupakan perjenjangan.

B.     TEKNIK OBSERVASI
Observasi atau pengamatan merupakan aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun nonpartisipatif. Untuk menyempurnakan aktifitas pengamatan partisipan, peneliti harus mengikuti kegiatan keseharian yang dilakukan informan dalam waktu tertentu, memerhatikan apa yang terjadi, mendengarkan apa yang dikatakan, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang diteliti.
Karena dalam proses observasi yang dilaksanakan dilapangan mungkin saja tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, dalam kegiatan observasi ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dilakukan oleh para observer, yaitu:
1.    Carilah terlebih dahulu informasi selengkap-lengkapnya tentang hal-hal yang hendak diobservasi.
2.    Pahami tujuan-tujuan umum dan khusus penelitian yang sedang dilaksanakan, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, baru kemudian tentukan materi atau objek yang hendak diobservasi.
3.    Terkait dengan butir no 2 diatas, batasi ruang lingkup serta materi atau objek yang ingin diobservasi agar tidak melebar.
4.    Catatlah hasil observasi sedetail mungkin
Dalam melaksanakan obsevasi, ada empat pola yang dpat dilakukan, yaitu:
1.      Pengamatan Secara Langsung
Pengamat (observer) menjaadi anggota masyarakat yang diamati secara penuh. Dengan begitu observer dapat menyatu dan menjadi bagian masyarakat yang sedang diamati.
2.      Pemeran Serta Sebagai Pengamat
Peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta (tidak menjadi anggota), namun masih tetap melaksanakan proses pengamatan.
3.      Pengamatan Sebagai Pemeran Serta
Peranan pengamat secara terbuka dilakukan oleh seluruh subjek,  bahkan mungkin pengamat didukung oleh subjek.
4.      Pengamatan Penuh
Peneliti dengan bebas melaksanakan proses pengamatan tanpa diketahui oleh subjek yang sedang diamatinya. Peneliti akan menjaga jarak agar identitas dirinya sebagai peneliti tidak diketahui oleh objek yang sedang diamatinya.
Hal-hal yang harus dialkukan yang berkaitan dengan pencapaian reliabilitas adalah:
1.      Melakukan pengamatan secara sistematis
2.      Melakukan pengamatan secara berulang untuk objek yang sama
3.      Melakukan kombinasi pengamatan dalam situasi yang berbeda sehingga diperoleh akumulasi pemahaman seakurat-akuratnya tentang objek yang diamati.
Dan hal lain yang perlu diingat peneliti adalah jangan terlalu dini untuk menyimpulkan makna sebuah perilaku yang ditampilkan informan pada awal pertemuan. Jika pada awal pertemuan peneliti sudah menyimpulkan, dikhawatirkan informasi tersebut hanya sekedar permukaan saja bukan informasi yang sebenarnya yang ingin diungkap dalam penelitian.

C.    TEKNIK WAWANCARA
Model wawancara yang dapat dilakukan dapat meliputi wawancara tak berencana yang berfokus dan wawancara sambil lalu. Wawancara tak berencana berfokus adalah pertanyaan yang diajukan secara tidak terstruktur, namun selalu berpusat pada satu pokok masalah tertentu. Wawancara sambil lalu adalah wawancara yang dituju pada  dijumpai secara kebetulan (koentjaraningrat, 1986; danandjaja, 1988).
Dalam melakukan teknik wawancara terhadap informan, hendaklah pertanyaan melingkupi beberapa hal antara lain:
1)      Apa (apa yang terjadi, apa yang dikatakan dan dilakukan, apakah hal itu merupakan peristiwa ruti, apa makna hal itu bagi si pelaku)
2)      Siapa (siapa yang terlibat, ciri-ciri sosial pelaku, peran yang dimainkan, bagaimana seseorang sampai terlibat, dasar penerimaan kelompok, siapa pemimpinnya)
3)      Kapan (kapan kejadian berlangsung, hubungan kejadian satu dengan kejadian yang lain, apa yang menyebabkan hal itu muncul)
4)      Di mana (dimana itu terjadi, dalam setting sosial, budaya, ekonomi, politik yang bagaimana, mungkinkah terjadi di tempat lain)
5)      Mengapa (mengapa terjadi, apa faktor penyebabnya)
6)      Bagaimana (bagaimana kejadian itu berlangsung dan bagaimana kejadian itu dihubungkan dengan kejadian lain).
Dalam proses penelitian dilapangan pertanyaan –pertanyaan tersebut bersifat fleksibel dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peneliti.
1.      Etika Wawancara
Dalam melakukan wawancara seorang peneliti harus memahami kaedah-kaedah masyarakat atau etika yang dianut dalam masyarakat yang menjadi subjek penelitian. Untuk itu seorang peneliti harus memahami etika-etika dalam melakukan wawancara, antara lain:
a.       Memberi Tahu Topik Penelitian
b.      Melindungi Identitas Subjek (informan)
c.       Menghormati Hal-hal yang Dianggap “Tabu”
d.      Memahami Bahasa dan Budaya Informan
e.       Gunakan penerjemah (Intepreter)
f.       Informan sebagai Pemandu Peneliti
g.      Memerhatiakn Penampilan Diri
h.      Tidak Menjelaskan Secara Detail kepada Informan
i.        Tidak Mengalihkan Fokus Pembicaraan
j.        Harus Bersikap Netral
k.      Memosisikan Informan sebagai yang Paling Tahu
l.        Ikuti Pandangan dan Pemikiran Informan
2.      Jenis Wawancara
Wawancara dapat dibedakan dalam beberapa macam yaitu:
a.       Wawancara Terstruktur
b.      Wawancara Tidak terstruktur
c.       Wawancara Kelompok
d.      Wawancara Begender
e.       Wawancara Berbingkai (Framing)
f.       Wawancara Interpreting

D.   FOKUS GROUP DISCUSSION
Focus Group Discussion (FGD) yaitu Diskusi Kelompok Terfokus dirancang untuk melakukan pengumpulan data dengan menggunakan sebuah forum diskusi dengan tema-tema yang telah dipersiapkan sejak awal oleh peneliti. Tujuan utama diskusi terfokus ini adalah mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang satu tema yang dijadikan fokus penelitian.
Dalam pelaksanaan FGD, peneliti harus terlebih dahulu menyiapkan tentang tema-tema yang akan didiskusikan dan alat perekam yang akan digunakan. Berikut prosedur pelaksanaan FGD:
1.      Pendahuluan
a.       Langkah-langkahnya adalah mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang hadir dan telah meluangkan waktunya
b.      Kemudian memperkenalkan diri dan personel yang menyertainya beserta memperkenalkan masing-masing peserta
c.       Dan terakhir mengingatkan para peserta akan kepentingan peran peserta masing-masing individu.
2.      Pelaksanaan Kegiatan
a.       Memulai dengan mengungkapkan dalam diskusi tema yang akan dibicarakan yang ttelah disiapkan sejak awal.
b.      Menyampaikan kepada peserta bahwa peneliti begitu tertarik dengan pendapat, saran, komentar, dan ide para peserta tentang topik itu.
c.       Menyampaikan bahwa sanya pasti akan ada perbedaan pandangan antara peserta dan itu siperbolehkan di antara peserta diskusi
d.      Menyampaikan bahwa setiap peserta boleh langsung mengemukakan pendapatnya tanpa harus menunggu giliran
e.       Ada kemungkinan bahwa topik diskusi berkembang pada hal-hal yang berhubungan dengan topik utama
f.       Menyampaikan pada audiens bahwa jika satu topik telah selesai dibicarakan, diskusi akan dilanjutkan ke topik berikutnya.
3.      Materi Diskusi
Materi yang disajikan dirancang terlebih dahulu sejak awal. Sebagai bahan masukan, materi yang didiskusikan dapat dibagi dalam tiga bagian.
4.      Penutup Diskusi
Menyampaikan hasil ringkasan diskusi dan hal-hal penting selama proses diskusi berlangsung. Moderator atau peneliti mengucapkan terima kasih atas partisipasi para informan atau peserta diskusi yang hadir dan berpartisipasi.

E.     HUMAN INSTRUMENT
Dalam penelitian kualitatif dikenal istilah human instrument yang berarti si peneliti sendiri yang bertindak selaku instrumen penelitian. Berhasil atau tidaknya penelitian ini lebih tergantung pada kemampuan peneliti dalam pengumpulkan data.
Kelemahan metode ini adalah peneliti tidak dapat berada pada dua situasi berbeda, terlebih jika situasi tersebut sangat penting bagi peneliti yang sedang dilaksanakan.  Bisa saja peneliti minta tolong kepada temennya tetapi perbedaan orang yang mengambil data akan menyebabkan perbedaan dalam memahami atau memaknai data yang sedang diteliti.

2 komentar: